23 Nov 2008

balada para sahabat


Suatu sore seorang sahabat sehabis nganterin sampai depan rumah, jadi bengong sendiri gak pulang-pulang. Ditanyain, pandangannya jadi melompong. Sekian menit berikutnya akhirnya keluar suaranya, lirih ( bikin merinding, karena gak biasa-biasany), “ Aku kasian ma Indi, gara-gara aku jadi begitu..”. What happen Mang? “Dia jadi gak karuan sekarang, ternyata dia menunggu aku, aku jadi kaget tau kenyatannya gitu”, sambung si sahabat itu. Ow..ow.. cerita klise nih.. Cowok cewek sahabatan, dan lambat, bahkan cepat si cewek akhirnya jatuh hati sama si cowok, atau sebaliknya. Kalau bertepuk tangan semua (horee.. jadi rame) perasaannya sih malah jadi mula cerita cinta baru. Kalau gak?? Wahh jadi dua cabang kisah, kisah sahabatnya jadi ancur pecah kacau balau. Atau fine-fine aja, seperti sedia kala.

Memang susah sih, dan persahabatan itu memang muahal harganya. Harus dibayar loyalitas penuh sebagai sahabat, kalau tidak harus dibayar percekcokan, dibayar perpisahan. Mau pilih yang mana, itu terkadang tidak bisa dipungkiri ada campur tangan jalan hidup masing-masing. Gak percaya? Hati-hati lho, ngalamin sendiri.

Semua orang mungkin punya cerita versi sendiri-sendiri tentang lika liku persahabatan. Dan sedih ataupun gembira saya pikir itu adalah absolutely the real friendship.

Ahh.. sahabat, persahabatan... hmmh bikin aku senyum, mengkerutkan kening, tepatnya kunamai Lika Liku 1001 Sahabat. Tidak sampai 1001 sahabat sih, tapi saya termasuk orang yang susah untuk tidak punya sahabat, itu terhitung sejak jaman es-de dahulu kala.

Dengan sahabat lelakiku, sudah berapa kali ya, aku pernah perang dingin bertahun-tahun, gara-gara dia mencoreng persahabatan dengan sepucuk surat cinta, dengan rasa lain selain arti sahabat. Wahh, benci, marah, gondok, waktu itu, apalagi waktu itu ABG emosi masih meledak-ledak (sampai sekarang? Masih lah, tetap The Burning Meme).

Dengan sahabat, aku mungkin pernah di cap “pengkhianat” walaupun kenyataannya tidak sepenuhnya betul. Karena jika dia tahu, aku sudah berjuang untuknya sekian lama, jika toh kemudian aku yang terperosok sendiri, who knows?? Dan itupun terjadi karena aku melihat sudah tidak ada celah untuknya.

Dengan sahabat, aku pernah terhenyak merasa “dikhianati”. Apa lantas aku membatu kepadanya. Oh tentu tidak. Walaupun aku sakit hati, tumpah ruah berdarah-darah (ciee.. heboh banget ceritanya) aku masih punya sisi terang untuk mengarifinya. Walau butuh waktu, bukan aku dong kalau kemudian tidak bisa membuat semuanya kembali baik-baik saja. Ahh.. itu kan bagian dari hidup yang harus dijalani, forgiven..forgoten..

Dengan sahabat, aku ketinggalan kereta. Wahh, ini berapa kali ya. Target cowok keduluan sahabat. Yaa karena sifat aku kali ya tukang mendem perasaan kalau naksir cowok. Itu sih jaman ABG duluuu banget. Hehehe... tapi sahabatan jalan terus dong, kan hilang satu tumbuh seribu, walau sempat termenye-menye dulu.

Dengan sahabat, aku sempat perang batin. Haa?? Ini kebiasaan cewek nih, gak bisaan sama sahabat cowok yang baik, akhirnya jatuh hati. Wuu.. rasanya menahan rasa untuk membuat persahabatan tidak tercoreng dan utuh, sempat membuatku termenye-menye berbulan-bulan. Akhirnya gimana? We are still a goodfriend till now! Malah kupikir lebih indah, daripada aku dulunya gak pakai otak merusak semuanya. Alhamdulillahh..

Dengan sahabat, aku kawiiinnn!!! Hahaha... inilah sahabat sejatiku, the real soulmate, my lovely husband. Hahaha... akhirnya dari sekian banyak cerita persahabatanku, dari a sampai z aku kena batunya. Dulunya, bilang gak bakalan deh jadian ma anak ini, sekarang... nyiapin bontotannya ke kantor. Cerita persahabatan paling komplit, paling hebohh... gimana ceritanya?? KEEP WAITING, COMING SOON!!

Pahit manis...
Sedih senang...
It’a all about friendship
Kadang kita bisa milih
Tapi kadang kita tidak kuasa
Let it flow aja deh, dengan sedikit usaha, dengan sedikit logika
Pasti kita akan temui alur kita dimana
(Apaan? Tau ah.. kok jadi ngelantur gak karuan)

0 comment:

Posting Komentar